Mengungkap Legenda Kraken Raksasa Sang Penguasa Laut
Mungkin tidak ada yang selegendaris rakasa laut yang dahsyat seperti Kraken. Menurut cerita makhluk ini bisa mencapai setinggi puncak tiang kapal utama zaman pertengahan.
Kraken biasanya akan menyerang kapal dengan membungkus lengan mereka di sekitar lambung dan kemudian membuat kapal terbalik dan kemudian para kru yang terlempar ke laut akan tenggelam atau dimakan oleh rakasa itu. Apa yang menakjubkan tentang cerita kraken adalah bahwa, dari semua kisah rakasa laut yang kita miliki, kita memiliki bukti terbaik bahwa makhluk ini didasarkan pada sesuatu kisah nyata.
Cerita tentang monster Kraken dari laut sudah ada dari zaman kuno. Legenda Yunani dari Scylla menceritakan seekor mahluk rakasa dengan enam kepala bertemu dan menyerang kapal Odiseus yang sedang berlayar mengitari samudra.
Pada tahun 1555 Olaus Magnus menulis tentang makhluk laut dengan "lengan panjang dan Tanduk tajam sekelilingnya, seperti akar pohon sekitar sepuluh atau dua belas hasta panjangnya, sangat hitam, dan dengan mata yang besar."
Meskipun kraken istilah pertama kali yang dberikan pada monster laut ini oleh Systema naturae (Carolus Linnaeus-1735), cerita tentang rakasa ini berasal dari para pelaut Norwegia abad kedua belas. Legenda mahluk raksasa dasar laut Norwegia Ini cerita sering merujuk kepada makhluk yang begitu besar yang digambarkan hamper sebesar pulau.
Bahkan hingga akhir tahun 1752, ketika Uskup Bergen, Erik Ludvigsen Pontoppidan, menulis Kisah Alam Norwegia kraken digambarkannya sebagai "yang terbesar rakasa dari Laut dan tidak tersaingi di dunia dengan lebar satu sampai setengah mil."
Uskup juga mencatat bahwa binatang itu masih ada tipe dengan binatang laut yaitu cumi-cumi atau gurita. Pontoppidan mengatakan bahwa bahaya paling fatal dari serangan kraken untuk kapal laut berasal adalah terciptanya pusaran air yang dibuat dari kemunculan dan turun naiknya kraken ke laut.
Ia juga mencatat, nelayan Norwegia mengetahui akan adanya kemunculan kraken jika ikan hasil jaring mereka sangat sedikit atau kosong biasanya para nelayan Norwegia sudah menduga ada Krakken dibawah laut.
Meskipun deskripsi awal hewan ini memberikan penampilan seperti kepiting-namun mulai abad ke-18 bahwa kraken sebenarnya Gurita raksasa. Pada tahun 1802 ilmuwan Perancis Pierre Denys de Montfort menyatakan dalam bukunya tentang sejarah alam moluska bahwa makhluk yang dihadapi oleh pelaut Norwegia adalah gurita kracken.
Montfort bahkan menyarankan bahwa ada banyak jenis lebih besar gurita dari ini, gurita kolosal yang telah diketahui menyerang kapal yang sedang berlayar.
Bukti keberadaan Kraken adalah sering ditemukannya cumi-cumi atau gurita yang berukuran besar yang tersangkut jala nelayan, apalagi dengan teknologi canggih dalam penangkapan ikan. Akhir-akhir ini sering sekali banyak penemuan cumi-cumi atau gurita yang sangat besar.
Legenda Kraken mungkin apa yang kita kenal sekarang sebagai cumi-cumi raksasa. Sementara gurita kolosal mungkin juga cocok dengan deskripsi yang sama dengan kraken, cumi-cumi yang dianggap jauh lebih agresif dan lebih mungkin untuk muncul ke permukaan di mana dapat dilihat oleh manusia.
Setidaknya telah tiga kali dilaporkan pada tahun 1930-an seekor cumi-cumi raksasa sebesar truk menyerang sebuah kapal. Sementara cumi-cumi raksasa lainnya justru mati tersangkut pada baling-baling kapal, cumi-cumi jenis ini menurut para pelaut pernah disaksikan menyerang ikan paus.
Fakta bahwa cumi-cumi raksasa menyerang kapal karena mungkin mereka menyangka kapal adalah seekor ikan paus. Cumi-cumi raksasa dengan besar misalnya seratus meter panjangnya dan berat dua atau tiga ton, menyerang sebuah kapal kecil tentunya akan mengakibatkan kecelakaan yang sangat fatal.