Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Urban Legend Pulau Seram, Munculnya Manusia Kelelawar

Urban Legend Pulau Seram, Munculnya Manusia Kelelawar

Legenda ini berasal dari Pulau Seram atau yang akrab disebut Nusa Ina alias Pulau Ibu. Menurut legenda masyarakat setempat, hiduplah seekor makhluk misterius yang tinggal di gunung di wilayah Gunung Kairatu.

Tubuhnya seperti manusia, bersayap dan suka menculik anak kecil pada malam hari untuk disantap itu. Makhluk itu bernama Orang Bati. Pulau Seram terletak di sebelah utara Pulau Ambon, Provinsi Maluku, Indonesia. Kota utamanya ialah Masohi, ibukota Kabupaten Maluku Tengah.

Pulau Seram memiliki wilayah seluas 18.625 km2, dengan panjang 340 km dan lebar 60 km. Sebutan Nusa Ina bagi pulau ini dilatarbelakangi oleh kepercayaan orang Maluku yang menyebutkan, Seram sebagai pulau induk atau tempat asal muasal orang-orang Maluku sebelum berpencar ke pulau-pulau sekitar.

Namanya juga pulau ibu, otomatis banyak kisah,legenda maupun hikayat yang berbau mistik berkembang di pulau ini. Dan salah satunya adalah Orang Bati. Kisah Orang Bati mendapat perhatian Internasional setelah seorang bernama Karl Shuker (orang asing juga) menuangkan kisahnya dalam buku yang berjudul "Is Batman alive and well and living on the island of seram".

Monster ini sering dikaitkan dengan Mothman (manusia bersayap di Amerika). Apabila Karl Shuker menyebutnya Batman, maka beberapa peneliti lainnya menyebut makhluk ini Mothman Indonesia.

Di Pulau Seram, Ambon, Sejak abad ke-15, para penduduk melaporkan adanya makhluk misterius yang hidup di gua-gua di gunung api non aktif Kairatu. Makhluk itu disebut memiliki badan seperti manusia dan memiliki sayap. Kebiasaannya adalah menculik anak kecil pada malam hari untuk makan malamnya. Mereka menyebutnya Orang Bati.

Menurut deskripsi para penduduk, Orang Bati memiliki tinggi badan sekitar 1,6 meter, bersayap hitam, berkulit merah dan memiliki ekor kecil yang panjang. Nama Orang Bati sendiri berarti "Orang bersayap".

Kisah Orang Bati bertahan selama berabad-abad di antara penduduk lokal hingga kemudian diceritakan kepada para Misionaris Kristen yang datang ke Pulau itu. Pada tahun 1987, Seorang misionaris Inggris yang bernama Tyson Hughes memulai pekerjaannya tinggal selama 18 bulan di Maluku untuk mengajarkan kepada penduduk cara bercocok tanam yang efisien.

Para penduduk kemudian menceritakan kisah Orang Bati kepada Mr Hughes. Tentu saja, Mr Hughes skeptis, hingga akhirnya ia sendiri mengaku berjumpa dengan makhluk itu. Sayang, tidak menemukan informasi lebih lanjut mengenai detail perjumpaan itu.

Beberapa ahli Cryptozoology (ilmu yg mempelajari tentang hewan hewan tersembunyi atau misterius) percaya bahwa Orang Bati adalah Pterodactyl (sejenis hewan besar yang terbang, hidup pada jaman Dinosaurus) yang masih hidup pada abad modern ini.

Namun teori yang paling populer adalah teori Kelelawar raksasa. Kemungkinan para penduduk melihat seekor kelelawar raksasa pemakan monyet dan salah mengidentifikasikannya. Tidak ada bukti fisik yang menunjukkan bahwa makhluk ini pernah hidup di Pulau Seram.

Namun entah mengapa, legenda ini terus hidup selama berabad-abad. Namun itu tidak terlalu mengherankan. Kitapun tidak memiliki bukti fisik Nessie dari Lochness, Bigfoot atau Mothman dari Amerika.

Suku Batik

Kalau mau dikait-kaitkan nama Bati juga hampir sama dengan sebutan Suku Batik. Nah, suku misterius ini juga salah kisah legenda di Pulau Seram. Menurut kepercayaan orang Seram maupun pulau-pulau sekitarnya, orang Suku Batik adalah suku bunian atau suku gaib.

Para anggota suku dipercaya memiliki kesaktian yang mengerikan. Bahkan, mereka dapat merubah diri dalam berbagai bentuk. Namun salah satu bentuk favoritnya adalah menjadi kelelawar.

Jika dihubungkan dengan Orang Bati, bisa saja Orang Bati adalah salah satu mahluk dari Suku Batik. Versi lain tentang Suku Batik adalah di Nusa Ina sebelah Timur terdapat negeri yang disebut negeri Batik Darat. Ceritanya, negeri ini gaib alias tak dapat dilihat secara kasat mata.

Namun, jika kita ingin melihatnya dapat diantar oleh Mamaraja (ibu kepala adat), dari Pulau Panjang yang tak jauh dari Pulau Nusa Ina. Dipercayai, negeri Batik Darat ini bersaudara dengan orang Tanimbar-Kei (orang-orang yang tinggal di satu negeri di Kepulauan Tanimbar).

Pada setiap bulan Ramadhan, orang-orang Batik Darat (beragama Islam) yang gaib itu akan bertandang ke saudaranya di Kei dan Tanimbar sampai hari Idhul Fitri ke 7. Pada hari tersebut, baparaja (bapak kepala adat) Tanimbar-Kei mengadakan selamatan berupa tahlilan.

Jika tidak, orang Batik Darat akan membuat keributan, dalam berbagai bentuk seperti wabah penyakit, tanaman kering, dan sebagainya. Seorang yang pernah berada di sana pada saat upacara tahlilan berlangsung. Mengatakan upacara itu cukup aneh.

Upacara itu dipimpin oleh tabib perempuan yang bukan pemeluk Islam tapi dapat berdoa dalam bahasa Arab Al-Qur’an dengan lafal yang sangat baik dan fasih. Upacara tersebut berlangsung kira-kira 1,5 jam, dihadiri masyarakat negeri Tanimbar-Kei.

Konon, dipercayai setelah di upacarai semacam itu orang-orang Batik Darat kembali ke negerinya. Hingga sekarang upacara ini masih berlangsung. Saat ini orang batik sudah dikenal sebagai salah satu makhluk Cryptozoology dari Indonesia.

Makhluk Cryptid Indonesia lainnya adalah, "Orang Pendek", makhluk pendek berbadan monyet yang hidup di propinsi Jambi (Gunung Kerinci), Orang Gadang (Bigfootnya Indonesia yang dipercaya hidup di Sumatera), Ada juga Orang Gugu, yang kadang dianggap sama dengan Orang Pendek.

Makhluk-makhluk ini mulai go internasional sejak dipopularkan oleh para peneliti-peneliti asing. Sebab di Indonesia semua makhluk yang aneh dan misterius selalu dikaitkan dengan manifestasi roh jahat sehingga orang enggan mencari tahu lebih lanjut.

Sedangkandi luar negeri, makhluk-makhluk itu dicari keberadaanya serta diteliti untuk perkembangan ilmu pengetahuan manusia.