Penampakan Pocong Dirumah Bekas Pembantaian
Kisah nyata ini sebenarnya dialami oleh kakak kandung saya. Kisah ini adalah cerita waktu kakak saya menduduki bangku Sekolah Dasar. Dan kenangan ini tidak akan pernah terlupakan dalam hidupnya.
Kejadian itu tepatnya terjadi di samping rumah kami. Rumah yang penuh dengan tanda tanya dan misteri. Rumah bekas markas besar komplotan G 30 S PKI, dan rumah itulah tempat dimana mereka dibantai satu persatu, sungguh kisah yang sangat menyeramkan dan sangat tak terlupakan.
Sejak itu, rumah itu menjadi rumah paling angker di desa saya. Rumah itu sangat luas halamannya, kiri dan kanan banyak pohon pisang yang sangat tak terawat, sementara di depan rumah itu terdapat dua pohon seri yang sangat rimbun dan besar. Dan tepat di pojok depan rumah itu terdapat pohon sukun yang sangat besar dan lebat buahnya.
Pohon itu sangat terkenal dengan ke angkerannya. Banyak sekali cerita-cerita yang menyeramkan mengenai pohon sukun itu. Ada cerita yang pernah bertemu kuntilanak duduk di salah satu cabang pohon itu. Ada juga cerita pernah bertemu gendruwo, tuyul sampai sampai bertemu pocong.
Rumah itu sangat tidak terawat walaupun ada seorang ibu tua yang meninggalinya. Kata ibu saya, setelah (maaf) pembantaian itu, ibu yang meninggali rumah tersebut jarang keluar rumah lagi, dikarenakan kebencian yang mendalam terhadap warga desa yang telah membunuh suaminya.
Dan kadang ketika ibu itu keluar rumahnya anak-anak kecil memangilnya dengan sebutan orang gila. Rumah itu nampak sangat gelap, hanya ada satu lampu di teras menerangi halamannya yang sangat luas. Masih teringat sangat jelas kejadian itu, kejadian yang membuat kakak saya mengalami trauma yang sangat mendalam.
Waktu itu selepas sholat isya, kakak saya bergegas keluar rumah membeli minyak tanah dengan sebuah jurigen di tangan kanannya. Dengan mengajak beberapa temannya mereka berlari-lari kecil ke sebuah warung penjual minyak tanah.
Di perjalanan pulang, kakak saya berpisah dengan teman-temannya dan melewati rumah angker itu, seperti biasanya. Tapi pada waktu itu ada yang lain, terdengar suara yang sangat keras jatuh dari pohon sukun itu. Dengan spontan kakak saya langsung lari mengejar dan mencari buah sukun itu.
Setelah beberapa menit kemudian, ketika kakak saya melihat buah sukun itu. Kakak saya mulai mendekat dan mendekatinya. Mendadak buah itu mengeluarkan asap yang sangat tebal dan terlihatlah sosok hantu pocong di depan matanya.
Dengan sangat panik dan perasaan sangat ketakutan kakak saya lari, tapi anehnya kakak saya hanya bisa lari ditempat saja. Sesampai di rumah kakak saya menangis sambil memeluk nenek saya. Setelah beberapa jam kemudian kakak saya menceritakan kejadian itu dengan ketakutan.
Dan trauma itu sampai sekarang belum bisa hilang dari pikiran kakak saya. Dimanapun kakak saya tidur, syarat utama adalah menyalakan lampu kamar tidur karena kakak saya sangat benci kegelapan. Itulah cerita nyata kakak saya bertemu dengan hantu pocong. Bagaimana dengan cerita anda?